Pernah dengar istilah “Take and give”? prinsip ini biasanya merujuk pada kesediaan untuk menerima, memberi hingga merelakan sesuatu dalam sebuah hubungan. Yap, saat menjalin sebuah hubungan, pernikahan utamanya. Kamu dituntut untuk dapat berkompromi dengan pasangan agar tercipta sebuah hubungan yang sehat diantara kalia berdua. Take and give diyakini dapat membuat sebuah hubungan menjadi lebih sehat dan seimbang, khususnya secara mental dan emosional.
Apa Itu Take and Give?
Cambridge dictionary sendiri mengartikan take and give sebagai, “willingness to accept suggestions from another person and give up some of your own” serta “the willingness to accept some of another person’s ideas and give up some of your own”. Artinya ada saat-saat dimana kamu harus mengutarakan pendapatmu pada pasangan, namun ada pula saat dimana kamu dituntut untuk menjadi seorang pendengar yang baik sekaligus menerima pendapat pasangan. Meski pendapat itu mungkin tidak benar-benar kamu setujui. Yap, disaat-saat seperti inilah kamu dituntut untuk belajar berkompromi dengan pasangan.
Tak hanya soal ide dan pendapat sebetulnya, tapi lebih dari pada itu take and give juga mencakup hal-hal lain, seperti perhatian, kasih sayang, bahkan hingga materi. Nggak lucu dong, kalau hanya salah satu pihak saja yang memberi perhatian dan kasih sayang sementara pihak lainnya tidak. Meski begitu, take and give tak melulu harus selalu 50-50. It’s okay, jika dalam sebuah hubungan ada salah satu pihak yang lebih cenderung menjadi taker ketimbang giver dan sebaliknya. Selama terjadi timbal balik yang dapat diterima satu sama lain. Karena seiring berjalannya waktu masing-masing dari kamu pasti akan bergantian menjadi “taker” atau “giver”. Ada kalanya kamu perlu mendukung pasangan, dan ada kalanya kamu perlu didukung oleh pasangan. Sebab itulah dinamika penting dalam membangun sebuah hubungan. Celakanya adalah jika dalam sebuah hubungan salah satu pihak hanya mau menjadi taker atau giver saja.
Saya kasih ilustrasi ya!
Capek nggak sih, kalau hanya kamu yang terus-menerus berkorban tapi pasangan seakan tidak pernah menghargainya. Atau kamu yang terus menerus mengalah, karena pasangan merasa paling benar sendiri. Yap, wajar jika dititik ini kemudian muncul rasa “lelah” untuk melanjutkan hubungan tersebut. Namun dititik inipulalah sebetulnya kesetiaanmu pada janji pernikahan diuji. Bro, sis, jangan dulu nyerah ya! karena masih ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk memperbaiki hal ini.
1. Jujur pada pasangan
It’s okay to not be okay. Bodohnya kita adalah kita seringkali berusaha menyembunyikan rapat-rapat semua emosi dan perasaan kita. Dan berpura-pura bahwa semuanya baik-baik saja. Padahal, kalau saja kita mau jujur pada pasangan, kita tidak perlu terus “tersiksa” secara batin.
2. Jangan terus jadi “superhero”
Ingat, rumah tangga kalian adalah tanggung jawab kalian bersama. Bukan hanya tanggung jawab penuh dari salah satu pihak. Betul, suami atau kepala keluarga umumnya memiliki peran lebih dalam mencukupi kebutuhan materi. Namun sebagai ibu rumah tangga, para isteri juga dapat menunjukkan perhatian lebih pada pasangannya. Dengan menyiapkan secangkir kopi atau teh hangat mungkin saat suami pulang kerja. Dan hal-hal sederhana lain yang membuat hubungan kalian jadi jauh lebih sehat dan seimbang.
Intinya, kalian nggak perlu berusaha keras untuk menjadi sempurna. Karena faktanya, kalian memang nggak akan bisa.
Cara Mengembangkan Hubungan yang Sehat dengan Prinsip Take and Give
Lantas bagaimana cara untuk terus mengembangkan hubungan yang sehat dengan prinsip take and give tersebut?
1. Terbuka pada pasangan
Kadangkala, penting untuk menyediakan waktu santai atau pillow talk bersama pasangan untuk sekedar menceritakan bagaimana kalian menjalani aktivitas sepanjang hari itu. Kamu bahkan bisa mengutarakan harapan atau bahkan kekhawatiranmu pada pasangan tentang hari-hari kedepan. Terdengar sepele mungkin, tapi bisa jadi obrolan semacam inilah yang justru membuat kehadiranmu terasa spesial dihidupnya. Begitu juga kehadirannya terasa spesial dihidumu.
2. Meluangkan waktu untuk saling mengabarkan
Meski masing-masing dari kalian punya kesibukan sendiri. Usahakan untuk tetap saling mengabari, lewat video call misalnya. Atau jika mungkin, jika tempat kerja kalian berdekatan misalnya, tak ada salahnya untuk membuat janji makan siang bareng. Karena hal-hal sederhana semacam inilah yang biasanya justru dapat membangkitkan gairah dalam biduk rumah tangga.
3. Kesediaan untuk mendengar
Kadangkala kamu hanya perlu menjadi pendengar yang baik, tanpa perlu mengatakan apa-apa. Sebab ada saat-saat dimana pasangan hanya ingin bercerita dan didengar. Tanpa ingin menerima saran atau nasehat. Berusahalah untuk menunjukkan perhatian penuhmu lewat bahasa tubuh dan kontak mata saat mendengarnya bercerita atau berkeluh kesah. Kamu bisa mendekapnya atau membiarkannya bertumpu pada bahumu sembari mendengarkannya berbicara.
Ingat, sebuah hubungan hanya dapat terjalin karena adanya keinginan untuk saling melengkapi. Dan tak ada hubungan yang dapat dibangun hanya dari satu sisi saja (one-sided). Dibutuhkan komitmen dari kalian berdua, karena kalian sendirilah yang dulu memutuskan untuk bersama. So, belajarlah untuk saling memberi, saling menerima, dan saling saling yang lainnya.
2 thoughts on “Pentingnya Take and Give dalam Sebuah Hubungan”