Mengenali, 7 Tahapan Penting dalam Perkembangan Bahasa Anak dan Cara Mengoptimalkannya

No comments

7 Tahap Perkembangan Bahasa Anak

Perkembangan bahasa anak adalah salah satu aspek terpenting dalam tumbuh kembang anak secara keseluruhan. Kemampuan berbahasa tak hanya membantu anak untuk berkomunikasi, tetapi juga memainkan peran penting dalam perkembangan sosial, emosional, dan intelektualnya. Melalui bahasa, anak akan belajar mengekspresikan keinginan, memahami instruksi, serta membangun hubungan dengan orang lain.

Menurut psikolog Jean Piaget, perkembangan bahasa berhubungan erat dengan tahap perkembangan kognitif seorang anak. Dua teorinya yang paling terkenal, yakni teori perkembangan kognitif dan teori konstruktivisme bahkan masih menjadi rujukan utama untuk kurikulum TK dan pendidikan secara umum, termasuk di Indonesia.

7 Tahapan Penting dalam Perkembangan Bahasa Anak dan Cara Mengoptimalkannya

7 Tahapan Penting dalam Perkembangan Bahasa Anak dan Cara Mengoptimalkannya

Meski tahap perkembangan bahasa setiap anak bisa berbeda-beda. Ada tahapan umum yang biasanya akan dilalui oleh anak-anak pada rentang usia tertentu. Dan tahapan-tahapan inilah yang perlu diperhatikan oleh para orang tua agar dapat membantu dan mendampingi anak dalam proses tumbuh kembangnya secara optimal.

1. Tahap Prelinguistik (0–1 tahun)

Tahap prelinguistik terjadi sejak anak baru lahir hingga usia sekitar satu tahun. Pada tahap ini, anak mulai belajar bahasa lewat interaksi nonverbal, seperti tangisan, senyuman, tawa dan gumaman.

Ciri-ciri tahapan ini:

  • Menangis untuk menunjukkan kebutuhan. Misalnya, saat haus atau lapar anak akan mulai menangis.
  • Anak mulai mengoceh (babbling) dan mengulang-ulang vokal atau konsonan seperti ooo, aaa, ma-ma, ba-ba,  atau ba-ba-ba.

Cara mengoptimalkannya:

  • Segera respon atau tanggapi tangisan anak agar ia merasa aman.
  • Ajak anak untuk berbicara atau bernyanyi secara rutin, meski anak belum merespons secara verbal dan ocehannya masihi terdengar belum bermakna. Ini akan membantu mengenalkan anak pada pola bahasa.

Menurut, American Speech-Language-Hearing Association (ASHA), interaksi dini sangat krusial untuk fondasi perkembangan bahasa selanjutnya.

2. Tahap Holofrasis (1–1,5 tahun)

Pada tahap holofrasis, anak mulai menggunakan satu kata untuk menyampaikan makna atau kebutuhan utuh. Misalnya, anak mengatakan “mamam” untuk meminta makan.

Ciri-ciri tahapan ini:

  • Menggunakan satu kata untuk mewakili seluruh kalimat.
  • Memahami lebih banyak kata daripada yang bisa ia ucapkan.

Cara mengoptimalkannya:

  • Ulangi kata-kata yang digunakan anak, lalu tambahkan kata tambahan agar memperkaya kosakatanya. Contoh, saat anak berkata “mamam” kamu bisa meresponnya dengan mengatakan, “Adek, mau makan? laper ya?”

Seperti disampaikan oleh Vygotsky (1978), perkembangan bahasa anak berkembang optimal ketika ada interaksi sosial yang intensif dengan lingkungan terdekatnya.

3. Tahap Dua Kata atau Telegraphic Speech (1,5–2 tahun)

Pada tahap ini, anak mulai menggabungkan dua kata untuk membentuk kalimat sederhana seperti “mau susu,” atau “mama pergi.”

Ciri-ciri tahapan ini:

  • Kalimat sangat sederhana dan singkat.
  • Mulai memahami konsep tata bahasa secara dasar.

Cara mengoptimalkannya:

  • Ajari anak struktur kalimat sederhana. Tunjukkan contoh kalimat utuh dan gunakan secara rutin dalam percakapan sehari-hari.
  • Berikan buku cerita bergambar untuk memperluas kosakata dan kemampuan menyusun kalimat.

Menurut peneliti bahasa anak Erika Hoff dalam buku “Language Development” (2013), membaca bersama anak sejak dini meningkatkan kemampuan bahasa secara signifikan.

4. Tahap Kalimat Sederhana (2–3 tahun)

Anak mulai bisa menyusun kalimat yang terdiri dari tiga atau lebih kata, serta mulai mengenal tata bahasa sederhana.

Ciri-ciri tahapan ini:

  • Kalimat lebih lengkap, meski masih belum sempurna secara tata bahasa.
  • Anak mulai bertanya, “ini apa?” atau “kenapa?”

Cara mengoptimalkannya:

  • Jawab pertanyaan anak secara jelas dan tepat, dengan menggunakan kalimat yang lengkap.
  • Libatkan anak dalam percakapan sehari-hari sebanyak mungkin untuk membangun rasa percaya diri dalam berbahasa.

5. Tahap Kalimat Kompleks (3–5 tahun)

Anak mulai bisa menggunakan kalimat kompleks dan memahami konsep abstrak sederhana.

Ciri-ciri tahapan ini:

  • Kalimat semakin panjang dan berstruktur.
  • Mulai mampu menceritakan peristiwa sederhana dengan runtut.

Cara mengoptimalkannya:

  • Dorong anak bercerita tentang kegiatan sehari-hari, pengalaman di sekolah (jika anak sudah PAUD atau TK), atau kegiatan bermain dengan teman.
  • Latih kemampuan anak dengan sering bertanya dan berdiskusi bersama anak tentang cerita atau film yang ditonton.

6. Tahap Perkembangan Bahasa Lanjut (5–7 tahun)

Pada usia ini, anak sudah mampu berkomunikasi dengan kalimat yang sempurna dan memahami instruksi yang lebih kompleks.

Ciri-ciri tahapan ini:

  • Menggunakan kata dan kalimat dengan tepat.
  • Mulai mampu memahami humor, teka-teki, dan peribahasa sederhana.

Cara mengoptimalkannya:

  • Perkenalkan anak dengan bahan bacaan yang lebih kompleks sesuai usia.
  • Ajak anak bermain teka-teki atau permainan yang merangsang kemampuan berpikir kritis dan berbahasa.

Penelitian dalam Journal of Child Psychology and Psychiatry (2016) menunjukkan bahwa stimulasi bahasa yang tepat di masa ini berkontribusi terhadap kesuksesan akademik anak di kemudian hari.

7. Tahap Bahasa Reflektif dan Pemikiran Abstrak (7 tahun ke atas)

Di tahap ini, anak mampu memahami bahasa secara abstrak, termasuk metafora, sarkasme, dan makna implisit.

Ciri-ciri tahapan ini:

  • Kemampuan berbahasa sudah matang.
  • Mampu mengekspresikan pendapat pribadi dengan jelas.

Cara mengoptimalkannya:

  • Diskusikan berbagai topik secara mendalam.
  • Berikan bacaan yang berisi berbagai informasi dan ajak berdiskusi agar anak mampu berpikir kritis dan kreatif.

Psikolog Lawrence Kohlberg (1976) menyatakan bahwa pada tahap ini, kemampuan bahasa dan berpikir abstrak anak berkembang secara paralel.

Aspek Penting dalam Perkembangan Bahasa Anak

Perkembangan bahasa anak tidak hanya tentang berbicara, tetapi juga mencakup beberapa aspek berikut:

  • Kosakata: Akan terus meningkat seiring bertambahnya usia dan pengalaman sosial anak. Anak usia 4 tahun rata-rata sudah menguasai sekitar 1792 kata dan akan terus meningkat menjadi 2932 kata pada usia 5 tahun.
  • Sintaksis (Tata Bahasa): Anak mulai belajar menyusun kata menjadi kalimat yang benar, meskipun belum mempelajari tata bahasa secara formal. Contohnya, anak sudah bisa mengatakan “mama kasih makan kucing” dengan urutan yang tepat.
  • Semantik: Kemampuan menggunakan kata sesuai dengan makna dan tujuan. Anak bisa mengekspresikan keinginan, penolakan, atau pendapat dengan kata-kata yang tepat, misalnya “tidak mau” untuk menolak sesuatu.

10 Faktor Penting yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa Anak

10 Faktor Penting yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa Anak

Perkembangan bahasa anak juga dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal, seperti:

1. Genetika

Faktor keturunan berperan penting dalam menentukan bakat dan kemampuan bahasa anak. Jika ada riwayat keterlambatan bicara dalam keluarga, anak akan berisiko mengalami hal serupa.

2. Kesehatan Otak

Otak yang sehat, khususnya area yang terkait bahasa, sangat penting. Cedera atau gangguan pada otak dapat memengaruhi kemampuan bahasa anak.

3. Kesehatan Fisik

Pendengaran dan penglihatan yang baik sangat mendukung perkembangan bahasa. Anak dengan gangguan sensorik cenderung mengalami hambatan bicara.

4. Kecerdasan

Anak dengan IQ tinggi umumnya memiliki kosakata lebih luas dan kemampuan komunikasi yang lebih baik.

5. Stimulasi Bahasa

Interaksi verbal, membacakan buku, menyanyi, dan bermain bersama sangat efektif dalam menstimulasi perkembangan bahasa anak.

6. Interaksi Sosial

Bermain dengan teman sebaya, berkomunikasi dengan orang dewasa, dan mengikuti kegiatan sosial membantu anak belajar menggunakan bahasa dalam berbagai konteks.

7. Lingkungan Bahasa

Lingkungan yang suportif dan penuh stimulasi bahasa positif sangat penting. Hindari penggunaan bahasa kasar di depan anak.

8. Emosi dan Motivasi

Anak yang merasa aman, dicintai, dan didukung akan lebih termotivasi untuk belajar dan menggunakan bahasa.

9. Budaya dan Kebiasaan

Nilai budaya dan kebiasaan di rumah atau masyarakat memengaruhi cara anak belajar dan menggunakan bahasa sehari-hari.

10. Akses ke Pendidikan Berkualitas

Pendidikan pra-sekolah dan sekolah dengan program stimulasi bahasa yang baik sangat membantu perkembangan kemampuan bahasa anak.

Tips Stimulasi Perkembangan Bahasa Anak yang Efektif

Agar perkembangan bahasa anak menjadi lebih optimal, berikut beberapa tips yang bisa kamu lakukan setiap hari:

  • Ajak Anak Bicara Sejak Dini: Mulai dari bayi, seringlah mengajak anak berbicara, meski ia belum bisa merespons secara verbal.
  • Bacakan Buku Cerita: Membaca buku bersama akan memperkaya kosakata dan membangun imajinasi anak.
  • Bernyanyi dan Bermain Musik: Lagu-lagu anak membantu melatih pendengaran, ritme, dan pengucapan kata.
  • Gunakan Bahasa yang Jelas dan Benar: Hindari menggunakan bahasa bayi secara berlebihan, ajarkan anak menyebutkan kata dengan benar.
  • Berikan Pujian atas Usaha Berbicara: Apresiasi setiap usaha anak untuk berbicara agar ia semakin percaya diri.
  • Libatkan Anak dalam Percakapan Sehari-hari: Tanyakan pendapat anak, minta ia bercerita tentang kegiatan harian, dan dengarkan dengan penuh perhatian.

Perkembangan bahasa pada anak merupakan proses kompleks yang perlu diperhatikan dan didukung oleh orang tua secara aktif. Dengan memahami tahapan ini, kamu bisa memberikan stimulasi yang tepat untuk mengoptimalkan perkembangan bahasa anak sesuai usianya. Interaksi intensif, memberikan bahan bacaan yang tepat, serta menciptakan lingkungan yang suportif untuk mengeksplorasi kemampuan linguistik anak merupakan kunci penting agar anak tumbuh cerdas, komunikatif, dan percaya diri.

Artikel Lainnya

Bagikan:

Ferdinand

Dear GOD, Thank you so much for all Your stupid blessing to stupid people like me :)

Leave a Comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.