Kalian tentu pernah mendengar istilah frugal living dan gaya hidup minimalis, bukan? Yap, kedua istilah ini memang tengah populer dalam rentang waktu setahun terakhir. Karena sama-sama mengedepankan efisiensi dan efektivitas dalam menjalani kehidupan. Namun apa sebetulnya perbedaan diantara keduanya?
Gaya Hidup Minimalis vs Frugal Living
Frugal living sendiri merupakan gaya hidup hemat yang bertumpu pada prinsip value for money. Alias membelanjakan uang untuk sesuatu yang kita butuhkan dengan harga yang lebih murah. Misalnya dengan memanfaatkan diskon, cashback, hingga voucher belanja. Mereka yang menjalani gaya hidup frugal biasanya juga akan lebih memprioritaskan kebutuhan ketimbang keinginan. Misalnya, ketimbang jajan dikantor mereka akan lebih memilih untuk membawa bekal dari rumah. Tujuannya satu, yakni untuk mencapai kemapanan finansial dalam usia yang masih relatif muda. Tak heran jika orang-orang yang menjalani gaya hidup frugal biasanya akan memilih pensiun di usia yang masih sangat muda, yakni 35 hingga 40-an.
Lantas bagaimana dengan gaya hidup minimalis? berbeda dengan frugal living, mereka yang menjalani gaya hidup minimalis biasanya hanya akan membeli satu barang untuk setiap kebutuhan. Misal, satu laptop untuk bekerja atau satu gadget untuk kebutuhan sehari-hari. Karena fokus utama mereka adalah untuk membeli atau memiliki sesedikit mungkin barang dan hanya hidup dengan hal-hal yang memang mereka butuhkan. Umumnya, mereka akan merawat barang yang mereka miliki dengan cukup baik, supaya bisa dipakai dalam waktu yang lebih lama. Misalnya, rutin melakukan perawatan mobil dan motor yang biasa mereka gunakan untuk bekerja.
Meski demikian, tujuan utama mereka bukanlah untuk berhemat. Biasanya mereka justru akan membeli barang-barang branded atau berkualitas dengan harga yang mungkin cukup mahal, namun dengan masa pakai yang jauh lebih lama. See, fokus utama mereka tak hanya soal kuantitas yang jauh lebih sedikit, namun juga soal kualitas dari setiap barang yang mereka miliki. Less-is-more begitu mereka biasanya menyebutnya.
Lantas bagaimana cara menerapkan kedua gaya hidup tersebut?
Menerapkan Gaya Hidup Minimalis
Gaya hidup minimalis sendiri awalnya diperkenalkan oleh masyarakat Jepang yang memang menjunjungi tinggi nilai-nilai kesederhanaan dan fungsionalitas dari setiap barang yang mereka miliki. Mereka berpendapat bahwa memiliki sesedikit mungkin barang akan membuat hidup lebih bermakna. Maka buat kamu yang mungkin tertarik untuk ikut menerapkannya, berikut beberapa hal sederhana yang bisa mulai kamu lakukan:
1. Singkirkan semua barang yang tidak lagi digunakan
Mereka yang menerapkan gaya hidup minimalis umumnya juga memiliki prinsip pakai atau buang. Itu artinya, kamu harus mulai merelakan barang-barang yang tidak lagi digunakan atau tidak memiliki kenangan sama sekali untuk dibuang atau diberikan kepada orang lain. Karena faktanya, sebagian besar dari kita amat suka menyimpan dan mengumpulkan barang. Meski kita tahu bahwa barang tersebut sudah tidak lagi terpakai. Entahkah itu baju atau celana yang sudah terlalu sempit, buku semasa sekolah/kuliah yang sudah tidak lagi kita butuhkan, hingga berbagai peralatan yang sudah rusak atau tidak dapat lagi digunakan.
2. Mengutamakan kualitas dari setiap barang yang hendak dibeli
Bagi kaum minimalis, jauh lebih baik membeli barang dengan harga yang sedikit lebih mahal namun dengan kualitas yang jauh lebih baik, ketimbang harus membeli barang yang lebih murah secara berulang karena masa pakainya yang relatif lebih singkat.
3. Mengedepankan prinsip mengganti, bukan menambah
Jujur saja, kebanyakan dari kita lebih suka menambah ketimbang mengganti barang yang lama. Berapa banyak dari kita yang memutuskan untuk membeli sepatu running baru, padahal masih memiliki sepatu running yang baru digunakan beberapa kali? Nah, jika ingin menerapkan gaya hidup minimalis, sebisa mungkin kamu harus mulai mendepankan prinsip mengganti, bukan menambah.
4. Mengedepankan value dalam setiap online activity
Tak hanya soal barang, mereka yang hidup secara minimalis biasanya juga akan mengedepankan value dalam setiap online activity yang mereka lakukan. Tak terkecuali saat berselancar di social media. Biasanya, mereka cenderung hanya akan mengikuti akun-akun yang dirasa memberikan value atau manfaat lebih bagi kehidupannya. Dan akan langsung mengabaikan akun-akun lain yang tidak memberikan manfaat seperti konten prank, sinetron, dan sejenisnya.
5. Membelanjakan uang untuk “experience”
Mereka yang menerapkan gaya hidup minimalis, biasanya juga lebih suka menghabiskan uang untuk berlibur ketimbang membeli barang. Karena bagi mereka, experience dari setiap tempat yang dapat mereka kunjungi jauh lebih bernilai ketimbang membeli barang tertentu yang secara “fungsi” sudah mereka miliki.
Menerapkan Frugal Living
Sadar atau tidak, mereka yang menjalani frugal living pun sebetulnya fokus pada value. Bedanya, kaum minimalis fokus pada value of things sementara kaum frugal fokus pada value for money. Mari kita bahas satu-persatu
1. Mengurangi pengeluaran yang tidak perlu
Berapa banyak dari kita yang saat break makan siang terbiasa untuk mampir ke coffee shop terlebih dahulu sebelum kembali ke kantor? Dan berapa banyak budget yang harus kamu keluarkan untuk hal itu? Padahal kamu bisa memanfaatkan berbagai promo yang diberikan oleh layanan pesan antar. Dan mendapatkan kopi yang sama dengan harga yang jauh lebih murah. See, bagi kaum frugal pengeluaran semacam ini dapat mereka pangkas tanpa perlu mengorbankan hal yang mereka inginkan.
Saat hendak melakukan transfer dana ke rekening bank yang berbeda misalnya, para kaum frugal lebih suka memanfaatkan aplikasi pihak ketiga untuk menekan biaya transfer. Atau saat hendak berlangganan konten digital, kebanyakan dari mereka akan lebih memilih paket family ketimbang individual.
2. Menghindari gaya hidup konsumtif
Meski penghasilan bulananmu cukup besar, membeli sebuah barang dengan alasan “self-reward” bukanlah sebuah kebiasaan yang cukup bijak untuk terus dilakukan. Karena umumnya kamu hanya akan membeli semua barang tersebut secara impulsif. Atau hanya berdasarkan emosi sesaat. Tak ada yang salah memang untuk menyenangkan diri sendiri. Namun jangan lupa untuk memikirkan masa depan.
3. Fokus pada masa depan
Kaum frugal bukanlah orang yang hanya sekedar hidup dari gaji ke gaji. Mereka tidak lantas berfoya-foya tiap kali menerima gaji. Namun menyisihkannya untuk masa depan. Seperti asuransi pendidikan untuk anak-anak mereka kelak, asuransi kesehatan, hingga investasi untuk modal usaha ketika mereka sudah cukup yakin untuk mengajukan pensiun dini.
Gimana? tertarik untuk menerapkan kedua gaya hidup tersebut? Jika iya, kalian bisa mulai menjalani salah satunya atau bahkan keduanya secara berbarengan 😀
1 thought on “Gaya Hidup Minimalis vs Frugal Living: Apa Bedanya?”