Banyak yg mengira Tyler Rake sudah mati di film Extraction yang pertama. Wajar memang, sebab diakhir cerita Tyler memang tertembak oleh Farhad ~ anak buah Amir Asif ~ tepat dibagian leher kiri. Sebelum akhirnya ia menenggelamkan dirinya ke sungai dari jembatan Sultana Kamal. Namun saat timnya bergegas datang untuk mengecek daerah sekitar bantaran sungai, mereka menemukan Tyler masih dalam keadaan hidup dan bernafas. Tau bahwa rekan mereka masih bernyawa, tim medis dari Nik langsung mengamankan jalan nafas Tyler dengan selang. Dan segera menerbangkannya ke Dubai, UEA untuk mendapatkan perawatan intensif.
Lama Tyler terbaring dalam kondisi koma. Tim dokter bahkan telah berulangkali meminta Nik untuk merelakannya. Begitu juga dengan Yaz, adik Nik yang sudah berulangkali meminta Nik untuk mempertimbangkan usul dokter, agar Tyler tidak menderita lebih lama lagi. Namun bagi Nik, sulit untuk merelakan orang yang sangat dikasihinya. Ia masih berharap Tyler akan kembali membuka matanya. Meski entah kapan.
Dan saat itupun akhirnya tiba. Diluar dugaan, Tyler mulai menunjukkan respon kesadaran. Ia mulai membuka kedua matanya dan terbangun dari tidur panjangnya. Meski Nik tahu, butuh waktu yang cukup lama hingga Tyler dapat benar-benar pulih dari cedera yang diaminya. Bahkan meski telah sepenuhnya sadar, Tyler belum tahu apa yang akan ia lakukan kedepan. Ia belum punya “alasan untuk kembali hidup”. Itu mengapa, Nik hanya berpesan padanya, “Berjuanglah utk hidup kembali, temukan saja alasannya”.
Bagi Tyler, tak ada alasan yang cukup kuat untuk membuatnya kembali hidup. Sebab hingga detik ini, ia masih belum bisa mengampuni dirinya sendiri, yang hanya bisa “lari” saat anaknya berjuang diranjang rumah sakit hingga meninggal.
Setelah cukup lama menjalani terapi fisik, dan dapat kembali berjalan. Nik dan Yaz membawa Tyler ke Gmunden, Austria. Nik memberikan hadiah berupa pondok kecil ditengah hutan Gmunden. Nik meminta Tyler untuk pensiun dan memulai kembali hidupnya disana. Meski agak jenuh dengan rutinitas kesehariannya yang hanya duduk-duduk atau membelah kayu untuk api unggun. Perlahan Tyler mulai terbiasa dengan kondisi ini.
Hingga suatu ketika, sosok yang tidak ia kenal datang dan menawarkannya sebuah pekerjaan. Tyler sempat menolaknya, namun saat tahu bahwa yang mengutus orang ini adalah Mia, mantan isterinya. Ia pun mulai mempersilahkan orang itu untuk menceritakan tentang misi yang ditawarkannya itu.
Adalah Keto, adik Mia yang ditahan oleh suaminya dan membutuhkan bantuan Tyler untuk dapat lari dari Penjara Tkachiri, Georgia. Suami Keto, Davit Radiani merupakan anggota Gangster yang sangat disegani di Georgia. Bersama sang kakak, Zurab Radiani ~ Davit membentuk kelompok gangster bernama Nagazi yang bermarkas di Kojori, Georgia. Saat masih kecil, dua kakak beradik ini, dibawa oleh paman mereka Avtandil ke Armenia. Di Yerevan, Armenia mereka terpaksa bertahan hidup dari tindak kriminal seperti jual beli obat-obatan terlarang. Dari sinilah, Zurab dan Davit mulai membangun dinasti mereka, hingga pulang ke kampung halamannya di Georgia dan membentuk kelompok gangster terbesar dinegara ini. Mereka menguasai, hampir seluruh negeri. Bahkan banyak pejabat yang berada dibawah kendali mereka.
Singkat cerita, Davit yang ditahan di Penjara Tkachiri justru mendapat perpanjangan masa tahanan selama 10 tahun lagi. Hal ini terjadi, setelah ia melempar seorang agen DEA dari atap penjara. Namun berkat, kekuasaan Nagazi di negara itu Davit tidak sampai harus di ekstradisi ke Amerika Serikat. Ia bahkan diizinkan untuk berkumpul bersama dengan keluarganya didalam tahanan. Dan inilah awal mula, mengapa Keto dan anak-anaknya juga berada di Penjara Tkachiri dan sampai harus meminta bantuan Tyler untuk keluar dari sana. Keto tidak ingin anak-anaknya tumbuh dalam didikan Davit dan Nagazi.
Mendengar cerita ini, Tyler akhirnya menerima pekerjaan tersebut dan segera menghubungi Nik yang berada di Pesisir Amalvi agar ia dan timnya segera bersiap-siap. Ia pun mulai melatih otot-otot tubuhnya dengan membelah kayu, menyerok salju yang menumpuk, push-up, hingga mendorong batu-batu cukup besar.
Dan saat penyelamatan itupun tiba, Tyler yang sudah menyuap kepala penjara dapat dengan mudah masuk ke Penjara Tkachiri dan menemukan sel tahanan Keto dan anak-anaknya. Namun naas, pelarian mereka terendus oleh Davit. Davit yang sadar bahwa isteri dan anak-anaknya tengah dilarikan oleh seseorang akhirnya membuat seisi penjara chaos. Hingga sulit bagi Tyler untuk mengeluarkan mereka bertiga. Setelah cukup lama berputar, Yaz akhirnya berhasil menuntun Tyler ke salah satu lorong batu bara yang tepat berada dibawah saluran air. Sayang, hanya Sandro dan Nina, anak-anak Keto yang berhasil keluar dari lorong itu. Sementara Tyler dan Keto masih harus menghadapi Davit. Setelah cukup lama bertarung dengan Davit, Tyler pun berhasil menikam dan membunuhnya. Meski begitu, membawa Keto keluar dari Penjara Tkachiri bukanlah hal yang mudah. Hanya ada satu jalan yang bisa mereka lalui, yakni lapangan tempat dimana para narapidana sedang chaos dengan para sipir penjara. Untungnya, mereka berhasil sampai digerbang penjara dan berhasil keluar dari tempat itu.
Namun misi penyelamatan ini belum berakhir. Diluar penjara, para anggota Nagazi yang telah mendengar kabar kematian Davit segera bergegas mengejar mereka. Banyak mobil, motor, hingga UTV yang dikerahkan Zurab untuk mengejar Tyler dan Keto. Bahkan setibanya di kereta barang, mereka masih terus dikepung oleh para anggota Nagazi dengan menggunakan helikopter. Hingga satu persatu anggota Nagazi berhasil dilumpuhkan.
Setelah berhasil lari dari kejaran Nagazi, Tyler dan Nik membawa Keto dan anak-anaknya ke Vienna, Austria. Tyler yang mengira bahwa misi penyelamatan ini telah usai, justru dikejutkan dengan serangan tiba-tiba para anggota Nagazi dari kejauhan. Diluar dugaan, Sandro yang menaruh dendam pada Tyler atas kematian ayahnya justru mengontak pamannya Zurab dan memberi tahu Zurab kemana mereka pergi. Ia tidak tahu bahwa tindakannya ini telah membahayakan mereka semua. Bahkan saat semua tengah sibuk menyelamatkan diri Sandro justru kabur menuju ke arah pamannya. Naas bagi Yaz, ia justru harus meregang nyawa setelah tertembak oleh Zurab saat hendak menyelamatkan anak ini. Meski mereka berhasil kabur dengan menaiki helikopter, nyawa Yaz tidak tertolong. Merekapun pergi tanpa Sandro.
Mereka kembali ke pondok kecil Tyler di Gmunden. Lokasi dimana Mia dapat datang untuk menjemput adik dan keponakannya itu. Sementara tengah bercakap-cakap dengan Mia. Tyler menerima sebuah panggilan telepon dari Zurab. Zurab mengajak Tyler bertemu untuk menyelesaikan masalah ini. Tyler pun menyanggupinya, dengan persenjataan lengkap ia mendatangi lokasi Zurab dan anak buahnya seorang diri. Ia enggan mengajak serta Nik yang masih dirundung duka. Meski kemudian Nik pun menyusulnya untuk membalaskan kematian adiknya. Setelah duel yang cukup sengit, Tyler berhasil membunuh Zurab.
Namun pihak berwenang lebih dulu datang ke lokasi sebelum mereka sempat pergi. Nik dan Tyler pun akhirnya ditahan di penjara Graz-karlau.
Mia sempat menjumpai Tyler di penjara. Mia hanya ingin memberitahu Tyler bahwa hal terakhir yang diingat sang anak sebelum mati. Bukanlah saat Tyler meninggalkannya. Namun saat Tyler pergi untuk menyelamatkan nyawa orang. Mia bahkan memberi tahu Tyler bahwa anaknya ingin seberani ayahnya. Mia ingin Tyler tahu bahwa seperti itulah sang anak memandang ayahnya. Ia tidak ingin Tyler terus menyalahkan diri dan larut dalam rasa penyesalannya. Mengetahui semua itu, Tyler pun hanya dapat berterima kasih pada Mia. Karena disaat-saat terakhir, Mia-lah yang menemani anak itu.
Tyler yang sudah pasrah pada hukuman yang harus dijalaninya secara terpisah dengan Nik, justru dikejutkan dengan sosok tak dikenal yang memberikan misi ini padanya. Alih-alih di pindahkan ke penjara lain, Tyler justru ditawari misi lain dengan imbalan kebebasannya dari penjara. Tak hanya sendiri namun bersama partner in crime-nya Nik.
Akankah Tyler dan Nik menerima tawaran ini? Dan bagaimana kelanjutan kisah mereka berdua? mari kita tunggu lanjutan kisahnya di Extraction 3.