Pernah nggak sih kalian ngeliat pasangan yang lagi bertengkar ditempat umum. Dan tiba-tiba kalian bertanya dalam hati, gimana kalau udah nikah ya? masih pacaran aja udah sering berantem gini. Yap, terdengar kolot memang, namun menyamakan visi dan misi sebelum melangkah ke jenjang yang lebih serius merupakan hal yang penting untuk kamu lakukan bersama pasangan. Agar jangan sampai ketika sudah menikah nanti, terucap kata cerai dari salah satu pihak hanya karena sebuah masalah sepele yang sebetulnya bisa dibicarakan baik-baik. Nah, salah satu cara terbaik yang bisa kamu dan pasangan lakukan untuk menyamakan visi dan misi sebelum menikah adalah dengan mengikuti konseling pranikah.
Konseling Pranikah di Indonesia
Pemerintah sendiri rencananya akan mulai mewajibkan program Bimbingan Perkawinan (Bimwin) mulai tahun 2024 ini. Dimana aturannya ini nantinya akan tertuang dalam Peraturan Menteri. Langkah ini diambil pemerintah karena angka stunting yang masih cukup tinggi, yakni sekitar 21%. Dengan adanya program Bimbingan Perkawinan (Bimwin) ini pemerintah berharap angka stunting dapat terus ditekan hingga minimal berada dikisaran 14% untuk tahun 2024 ini. Nantinya para pasangan, utamanya calon ibu akan dibekali pengetahuan tentang kesehatan reproduksi hingga parenting. Agar generasi yang lahir kemudian tak hanya sehat secara jasmasi, namun juga memiliki attitude yang baik dimasyarakat.
Dalam iman Kristen sendiri, konseling pranikah lebih dikenal dengan istilah katekasasi pranikah. Yap, berbeda dengan Agama lain, di Agama Kristen para pasangan yang hendak menikah biasanya diwajibkan untuk mengikuti katekasasi pranikah terlebih dahulu. Minimal selama 3 bulan. Disinilah mereka akan diajarkan dasar-dasar untuk membina hubungan rumah tangga berdasarkan iman Kristen. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir angka KDRT dan perceraian. Sebab seperti yang yang telah kita tahu, Pernikahan Kristen adalah 1 kali untuk selama-selamanya hingga maut memisahkan. Dan itu bukan hanya janji yang diucapkan pasangan dihadapan jemaat melainkan janji yang juga mereka ucapkan pada Tuhan.
Sementara dalam Agama Islam, konseling pranikah biasanya diberikan langsung oleh Kemenag dan dilaksanakan selama 2 hari. Baik berupa tatap muka maupun bimbingan mandiri. Begitupula dengan Agama lain seperti Hindu & Budha. Bimbingan pranikah juga akan dilakukan oleh kanwil kementrian agama dibawah dirjen bimas masing-masing agama tersebut.
Untuk Agama Khonghucu sendiri, karena jumlahnya yang terbilang masih sedikit. Maka pemerintah belum membentuk dirjen bimas. Sehingga agama ini masih berada di bawah Sekretaris Jenderal. Sehingga untuk urusan pernikahan, pemerintah mungkin belum sampai mengakomodir konseling pranikah dan masih menyerahkannya pada rohaniawan dari agama tersebut.
Saya sendiri belum tahu, apakah konseling pranikah juga diwajibkan bagi para penghayat kepercayaan terhadap Tuhan YME atau tidak. Sebab sejauh yang saya tahu, meski pemerintah sudah mengakui eksistensi mereka, termasuk hak konstitusional dalam administrasi kependudukan. Namun belum ada perwakilan bimas mereka di kementrian agama. Dan karena jumlah aliran kepercayaan yang juga sangat beragam, kemungkinan besar konseling pranikah juga akan diserahkan pada rohaniawan atau pemimpin spiritual masing-masing.
Namun, apapun agama dan kepercayaan kalian. kalian tetap dapat mengikuti konseling pranikah mandiri yang biasanya diberikan oleh seorang konselor atau psikolog. Sehingga jika nantinya, pemerintah jadi mewajibkan program Bimbingan Perkawinan (Bimwin), kemungkinan besar kemenag juga akan menggandeng psikolog bagi para penghayat kepercayaan.
Manfaat konseling pranikah
Jangan kira bahwa konseling pranikah hanya sekedar “formalitas belaka” sebagai salah satu syarat yang harus kamu penuhi untuk membina biduk rumah tangga. No, ada banyak studi yang telah membuktikan bahwa para pasangan yang sebelum menikah mengikuti konseling pranikah terlebih dahulu, ternyata didapati memiliki hubungan rumah tangga yang jauh lebih sehat dan kuat dibandingkan mereka yang melewatkannya.
Setidaknya, ada 3 manfaat yang bisa kamu dapatkan dengan mengikuti konseling pranikah, yakni:
1. Meningkatkan komunikasi dan kualitas hubungan
Dititik ini, kamu dan pasangan mungkin sudah merasa cocok satu sama lain. Kamu bahkan mungkin dapat dengan lantang mengatakan dapat menerima dia apa adanya. Masalahnya, apa yang kamu hadapi saat berpacaran akan berbeda jauh dengan apa yang akan kamu jalani saat berumah tangga. sebagai contoh, kamu mungkin berencana untuk tinggal dirumah orang tua sembari menemani mereka dalam masa tuanya bersama pasanganmu nanti. Namun, pasanganmu belum tentu setuju dengan hal ini. Begitu pula soal anak, kamu mungkin ingin segera memiliki momogan, namun pasanganmu belum tentu sudah siap untuk mengurus anak. Nah, disinilah komunikasi menjadi hal yang sangat penting untuk kalian kedepankan. Kamu bisa saling memahami dan mengetahui keinginan masing-masing dengan mengikuti konseling pranikah. Ingat, komunikasi yang baik akan menciptakan fondasi pernikahan yang kuat.
2. Belajar menyelesaikan “potensi masalah”
Saat mengikuti konseling pranikah, psikolog, konselor atau rohaniawan biasanya akan menyodorkan berbagai potensi masalah yang mungkin akan kamu hadapi saat menikah nanti. Tujuannya adalah agar kamu dan pasangan tidak kaget saat masalah itu betul-betul terjadi di kehidupan pernikahan kalian. Dan tahu bagaimana harus menghadapinya, tanpa perlu mengedepankan ego masing-masing yang justru dapat menyulut sebuah pertengkaran.
3. Mencegah perceraian
Tentu, tak ada satupun pasangan yang berencana untuk menikah lalu bercerai. Itu mengapa, penting bagi kamu untuk saling terbuka satu sama lain. Tak hanya dalam hal-hal yang dianggap umum seperti ingin tinggal dimana setelah menikah nanti? ingin punya anak atau tidak? dan lain sebagainya. Tapi sampai ke hal-hal yang dianggap sensitif seperti urusan ranjang dan keuangan. Karena sadar atau tidak, banyak konflik besar dalam rumah tangga yang justru dipicu oleh kedua hal ini. Saat kamu dan pasangan mampu sepakat tentang siapa yang akan mengatur keuangan nantinya? Dan apa saja ekspektasi kalian saat diranjang. Kalian dapat lebih mudah terbuka tentang hal-hal yang lain. Dan saat keterbukan menjadi fondasi utama dalam rumah tangga kalian. Kata cerai semestinya tak ‘kan pernah terucap dari bibir masing-masing.
Tentu, ada banyak lagi manfaat yang bisa kamu dapatkan dengan mengikuti konseling pranikah. Seperti menentukan jumlah anak dan pola asuh terbaik bagi mereka kelak. Sayangnya, perspektif yang selama ini beredar dimasyarakat adalah mereka yang mengikuti konseling adalah mereka yang “mungkin” sedang bermasalah satu sama lain. Padahal konseling pranikah justru dimaksudkan untuk meminimalisir masalah yang mungkin akan terjadi dan bagaimana menghadapinya.